BramaDipo: Desember 2018

Rabu, 26 Desember 2018

Bencana


Barat tenggelam,
Utara terbakar,
Selatan terbenam,
Timur terancam bubar.

Negeri khatulistiwa,
Tanpa arah angin.
Negeri berjuta imam,
Berkiblat tanpa pemimpin.

Perahu tanpa layar,
Sampan tanpa dayung,
Rakit tanpa kayuh,
Kapal tanpa nahkoda.



Selasa, 25 Desember 2018

Persinggahan



Pernahkah kau merasa bahwa bumi memiliki rasa?
Pernahkah engkau mengerti bahwa bumi ingin di-mengerti?
Semua yang ada memiliki hukumnya.
Yang tak bisa kita cerna hanya melalui indera saja.
Dan semua pasti binasa.

Sebutkan sesuatu yang tak dapat berubah?
Sebutkan sesuatu yang kekal?
Sebutkan sesuatu yang mutlak?
Sebutkan sesuatu yang pasti?
Bahkan waktu-pun selalu berganti,
Meski berputar ditempat yang sama setiap hari.
Semua memiliki hukumnya sendiri.
Dan semua akan mati.

Pun binatang dan tetumbuhan,
Memiliki hukum yang saling bersinggungan.
Dan semua hukum bersujud pada Pemilik Keabadian, Pemilik Kepastian.
Tak ada yang dapat meubahnya kemudian.

Bertanyalah tanpa kesombongan.
Karena hidup adalah persinggahan.

Selasa, 18 Desember 2018



Menatap pucuk dedaunan yang terkena siraman hujan di pelataran rumah.
Ranting yang kecil terlihat rapuh, seperti tak akan mampu menahan derasnya air yang menimpa sedari langit.
Aku meragukannya,
Aku menganggapnya lemah.
Ia bergerak kekanan-kekiri, keatas dan kebawah.


Hujan membuat ia bertambah kuat.
Air membuat akar mencengkram tanah lebih erat.
Angin sesekali membuyarkan genangan pada daun, membantunya untuk kembali tegak.
Sebuah skenario yang sering aku hiraukan.
Malam ini, ia ceritakan dalam kenangan hujan malam kesekian.

Rabu, 12 Desember 2018

Jezebel - Sade Adu

 


Hujan reda mereda.


Jezebel, Jezebel.
Sade Adu iringi nada-nada.
Seakan tahu langitku berduka.


Jezebel, Jezebel.
Kabarkan esok cerah,
Beritakan pada pagi untuk mengusir resah.