BramaDipo: November 2019

Jumat, 29 November 2019

Ampas




Gerimis menyegerakan dingin.
Padu dengan gelap dan ketiadaan angin.

Kalimat-kalimat menjadi jeda.
Panjang, tak memiliki makna.

Kemudiku, hilang arah.
Dan sauh telah lama patah.

Kopi telah menyisakan ampas.
Maka, jejas.




Jumat, 22 November 2019

Sama-sama Tidak Sama




Normal.

Kamu?
Aku?
Tiada sesungguhnya.
Semua memiliki batas.
Tak ada yang benar-benar bebas.

Gila

Mungkin saja.
Mungkin tidak.
Hanya ada tuduhan semata.
Kamu atau aku.
Sama saja.

Sama-sama berkeringat,
Sama-sama mengalirkan air mata.
Sama-sama hidup di-dunia.
Sama-sama tidak sama.

Stop menilai,
Hidup bukanlah lomba maupun festival.



Minggu, 17 November 2019

Alih Masa



Fajar.
Kabut yang masih mengendap.
Bulan setengah.
Kopi sisa semalam.
Sayap-sayap yang tergeletak ditinggalkan laron.
Bintang yang makin meredup,
Berganti pujian pada Penguasa Langit dan seisinya.

Menunggu panggilan awal,
Bergemuruh bersahutan.
Menyambut hari yang akan segera datang bersama terang.


Segala Puji bagi-Nya.
Aku masih hidup dan berdosa sepenuhnya.





Kamis, 14 November 2019

Wujud


Tuhan selalu memberikan jalan yang tak terduga,
Bahkan pada masa yang tak kita kira.
Menyajikan apa yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.
Memberi tanpa meminta apa-apa.

Sedangkan kita hanya terus meminta,
Memaksa bahkan tidak jarang menganggap kemalangan yang kita hadapi karena Tuhan berlaku tak adil pada diri kita.

Maka, teruslah meminta.
Maka, teruslah memohon.
Maka, kembalikanlah lagi semua kepada-Nya.
Sebab, kepada-Nya lah kita semua akan kembali.
Lagi.


Berlaku jujurlah sedari diri.