Mengagugimu,
Mengagumi indahmu pada barisan hujan yang tengah turun ke bumi-ku.
Petir sesekali menggema,
Bayangmu merapat di pundak.
Jangan takut sayang,
Petir hanya sebagai penanda hujan tak segera reda.
Lalu kau kudekap.
Deras,
Nafasmu sesekali terdengar.
Hangat,
Tubuh kita dekap berhadap.
Wahai nyanyian hujan.
Sertakan nada angin.
Agar bawa hasrat.
Menuju timur ingin.
Lalu kita berdiam,
Saling mendengarkan sunyi lewat denyut nadi.
Sentuh bibirmu oleh bibirku.
Padu.
Melukis imaji.
Tanpa suara.
Jeda.
Berirama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar