Semesta kini memenjarakan langkah oleh teralis waktu,
Menguncinya dengan kilauan materi dan isi saku.
Dunia berubah menjadi sekantung beras dan tepukan di dada,
" Lihatlah aku "
Sedang beban melilit pundak dan betis kaki-ku.
Mencengkram leher lalu mengaraknya kedepan pintu ingatan,
" tiada aku "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar