BramaDipo: 2011

Senin, 10 Oktober 2011

Arus Angin



Bocah dungu,

Selalu saja mengikuti arus angin.
Meskipun akhirnya berputar di dalam lingkaran yang sama dan terjerembab di lubang yang sama.
Masih saja mengharapkan keajaiban datang dengan sendirinya.
Sedangkan kamu tidak tahu apakah ada keajaiban disana.


Ingatkah kau saat badai datang dan kau ikut berputar-putar dalam kekacauannya.
Lalu apa yang kau dapatkan selain muntahanmu sendiri di muka-mu sendiri.
Masihkah kamu syukuri hal itu?


Lalu kau berkata,


“angin selalu memiliki cara untuk tetap ada, meski kau dan aku telah tiada. Ia lebih tua dari kau 

dan aku yang hanya memaknakannya saja. Biarkan ia membawa kita ke arah manapun ia 

mau. Jangan menyesali ataupun berharap kau akan dapat mengalahkannya. Karena ia adalah 

keajaiban itu sendiri.”











11

Kamis, 31 Maret 2011

Petal Night



Petal night has shut,

So, I met the sun that I’ve been waiting for.




Yes,

the sun might no longer as warm as the past,

But the light,

still illuminate the steps in my day.











11

Sabtu, 19 Maret 2011

Langit Senja



Langit senja di desa ini begitu terang membiru.

Ada ke-ter-asing-an yang menyenangkan.
Entah apa yang menyeretku untuk menikmatinya.

Ini bukan tempatku,

Ini bukan inginku.
Namun mengapa ada ketenangan disini.
Di dusun terpinggirkan ini.

Seperti juga aku yang terpinggirkan dari kesementaraan fana.
Wajah-wajah yang tidak aku tahu sebelumnya,

Tersenyum melambaikan kerinduan.

Senja di akhir pekan. 

Senja yang hangat.
Senja yang menyentuh haru.
Ya,
Senja yang ku-rindu.











11

Rabu, 16 Maret 2011

Sandarkan, Rebahkan Dan Rayakan



Teralis terpasang berbaris.

Mengurung raga untuk jiwa agar memakna.

Jeda itu nikmati saja.

Saatnya menegur diri dalam perjalanan fana.



Sandarkanlah,

Rebahkanlah.

Beban itu, 

Rayakanlah.



Teralis terpasang berbaris.

Saatnya raga menyeimbangkan jiwa untuk memakna dan merasa.











11

Sabtu, 15 Januari 2011

Bulan Menemaniku Malam Ini



Mengagumi semua yang pernah dikecap oleh indera.

Mengajak raga mempersilahkan rasa memeluk segala.
Ini-kah dunia yang dulu aku pinta untuk memakna?
Sebagian terhutang pada Pemilik Bentala.
Dan aku harus menyelesaikannya dengan hitungan umur serta segala apa yang aku lakukan di 

kesementaraan ini.
Tapi apakah pernah aku meminta-Nya demikian?

Wahai Pemilik Segala,
Cukup temani aku malam ini oleh Keindahan-Mu dengan Bulan yang Kau Cipta.
Ya,itu saja yang aku minta.
Semoga aku berjumpa dengan makna yang belum aku kecap oleh ke lima indera.











11

Minggu, 09 Januari 2011

Senja Dan Keramaian Yang Usang



Matahari mengulur waktu gelap.

Sore masih saja panas dan terasa lebih lama.
Burung-pun masih bernyanyi di-atas pepohonan di-tengah kota bersama klakson dan knalpot.
Aku masih juga duduk berhadapan dengan air dalam bak tampungan saat banjir datang.

Sebagian banyak penghuni disini memancing,

Dan aku hanya menatap pelampung berwarna terang penanda ikan telah menyambutnya apabila 

tenggelam.


Nyamuk,

Kodok dan 

Cacing ikut serta.


Senja yang panjang.
Keramaian yang usang.











11