BramaDipo: Agustus 2010

Sabtu, 28 Agustus 2010

Putri, Kapan Kamu Mati?



Wahai putri, bibirmu membiru.
Apakah kau telah mati?
Sepertinya nafasmu sedang tercekat,
Apakah kau tengah sekarat?


Apa yang perlu aku bantu?
Membunuhmu secara cepat,
Atau memandangmu yang akan mati secara perlahan lalu mendokumentasikannya kedalam sebuah bingkai untuk ku-pamerkan pada kerabat dan kawan yang akan segera datang untuk melayat-mu wahai putri?

Putri,
Kenapa kamu masih juga belum mati?

Atau jika kau tak ingin segera mati,
Aku yang akan membunuh diriku sendiri?

Putri,
Matilah dengan segera.











11

Rabu, 04 Agustus 2010

Jelagaku Sendiri



Aku menghilang dari kesadaranku yang semula utuh.
Mengembara di negeri hitam bersama nestapa.

Ini kah kemudi yang selama ini kukendalikan dengan kesadaran penuh ?.
Mengapa berakhir dengan kesan yang sama sekali tak memakna ?.
Apakah karena kehidupan adalah pengulangan pengulangan yang sama?

Bumi adalah alas yang kupijak.
Kini kepalaku menembus langit dimana kebiruan tak lagi ada.
Tanganku menutupi matahari dan bulan masih berputar disekitar selangkangan.

Namun perutku tak memiliki isi
Dan rasa tak lagi diproduksi oleh hati.

Masih adakah jalan menuju roma ?
Sedangkan roma telah hilang dari peta.

Masih adakah warna-warni warna pelangi?
Sedangkan mata hanya menangkap bayang hitam dan putih.

Masih adakah cinta sejati?
Sedangkan bumi hanya berpenghuni aku sendiri.











11