BramaDipo: 2009

Minggu, 03 Mei 2009

Namaku, Abu



Namaku adalah mata,

Aku menatap yang ku lihat.
Namaku adalah telinga,
Aku mendengarkan yang terdengar.
Namaku adalah suara,
Aku mengucapkan kata kata atas apa yg telah kulihat dan kudengar.

Saat ini namaku adalah mati,
Aku tak dapat melakukan apa apa yg seharusnya aku lakukan.
Mataku tak dapat melihat,
Telingaku tak dapat mendengar,
Suaraku tak lg bisa mengatakan apapun.

Karena itu, panggil aku Abu,
Sebab mayatku telah terbakar dengan sendirinya oleh kematianku.

Ya,panggil saja aku Abu,
Ataupun Debu.
Sama saja.
Aku telah mati.











11

Sabtu, 02 Mei 2009

Pelita Dalam Keterasingan-ku



Disaat keterasingan jadi bagian dari nafas dan langkah, disaat itu pula kebiasaan lama jadi bingkai dari potongan-potongan kecil dengan nama ingatan.

Dan kau masih tetapkan nafasmu serta langkahmu kedalam bingkai keterasinganku.

Aku menangis kau tahu!

Dengan tetesan rindu, bersama getir dan haru.

Kau berikan aku langit dan mentari dalam gelap keterasingan baru.

Wahai pesona, aku mendamba.
Wahai pelita, aku bahagia.

Namun, begitu pulakah kau maknakan juga?











11

Rabu, 29 April 2009

Peragaan Kekuasaan



Tameng telah terpasang bersama pedang.

Tampilkan otot otot keperkasaan.
Koalisi berbunyi nyaring, 

senyaring kentut juragan telor,

menggelegar dan membau.

Ini negara sedang sembelit,

antara lapar dan ingin buang hajat.
Mana yang berkoalisi dengan rakyat yang hanya tinggal kulit bertulang. 

Nampaknya semua menggebu menjadi pemimpin.
Semua meradang jadilah pemimpi.

Bermimpi jadi pahlawan,

pahlawan jadi pujaan,

pujaan jadi impian,

impian bukanlah kenyataan.
Pemimpi adalah jauh dari nyata.

Ini bukan pertempuran wahai saudaraku.
Ini adalah waktu untuk unjuk nurani,

waktu untuk negoisasi bersama kami 

dan antek antek korban imaji para pemimpi.

Rebutlah hati kami, jangan hanya kau jejali dengan materi.

Dan berhentilah jd pemimpi.











11

Senin, 27 April 2009

Lahir Dari Dosa









Dosa,

berawal dari setitik protein yang membesar memenuhi raga dan terdiri dari sepasang tangan,kaki,mata,telinga serta kepala.

Setiap hela nafas, langkah kaki dan kata kata melahirkan dosa dosa baru yang tentu saja berbeda.

Dan saat itu-lah manusia mengolah dosa menjadi segenggam harap bernama pahala.

Apakah yang sedang kita laku berada pada keduanya ataukah kita berada pada celah antaranya.

Ya, kesadaran hanya muncul setelahnya. Tidaklah pada awal atau-pun dimuka.











11

Minggu, 26 April 2009

Seperti Hidup




Aku bernafas,dan tertahan.

Aku melangkah,dan terdiam.

Aku berdiri,terduduk kembali.
Aku menengadah,tertunduk kembali.
Ini hidup seperti hidup.Ini nafas seperti nafas.
Meraih makna yang sudah tentu ada.Karena hidup adalah memakna.











11

Jumat, 24 April 2009

Tanpa Kata



Saat mata terbuka namun tak dapat melihat.

Saat telinga mendengar tapi tertulikan.
Saat mulut berkata tapi tak bersuara.
Dan saat hati merasa namun tak memakna.
Maka jiwa adalah penjara-nya.

Mengungkung kebebasan cita,
Menutup jendela rasa.
Akankah tetap berdiam saja?
Menunggu keajaiban tiba dengan sendirinya?

Tidak,
Melangkahkan kaki,
Lalu menari,
Nyanyikan lagu yang kau ciptakan sendiri.
Maka, terbukalah bentala kebebasan jiwa yang kau minta.











11